SEJARAH LAHIRNYA FARMAKOPE


SEJARAH LAHIRNYA FARMAKOPE


Secara singkat Farmakope diartikan sebagai buku panduan yang berisi resep atau formula atau standar lainnya yang dibutuhkan untuk membuat atau menyiapkan suatu obat. Pharmacopeia ( Bahasa Indonesia baku menjadi Farmakope) berasal dari Bahasa jerman, pharmakan yang artinya obat dan poiein yang berarti membuat. Istilah ini mulai popular di Kota Bergamo, Italia Pada tahun 1580. Istilah yang digunakan untuk menyebutkan buku standar pembuatan suatu obat.

1.       United State pharmacopeia (USP)
Di amerika serikat,penerbitan Frmakope pertama terjadi pada tahun 1778 di Lilitz, Pennsylvania sehingga disebut juga sebagai Lilitz Pharmacopeia. Farmakope itu dipakai di rumah sakit Militer Angkatan Darat AS. Bentuknya masih sangat sederhana, hanya berupa booklet 32 halaman yang memuat 84 macam jenis obat dan 16 obat untuk pemakaian luar, dilengkapi dengan pembuatan cara sediaannya.
            Perkembangan selanjutnya terjadi pada tahun 1808, ketika Massachuseets Medical School menerbitkan Farmakope dengan tebal 272 halaman yang berisi keterangan atau monografi tentang 536 macam obat dan sediaan farmasinya dengan mografi obat asli Amerika, yang tidak ditemui dalam Farmakope yang terbit di Eropa saat itu.
            Dr.Lyman Spalding seorang dokter dari kota New York, pada 6 januari 1817, Mengajukan rencana kepada komunits kedokteran di provinsi New York untuk menyusun sebuah Farmakope yang berstandar nasional Amerika Serikat. Usulan yang sangat baik itu mendapat sambutan hangat dari rekan sejawatnya termasuk para ahli farmasi. Oleh sebab itu, geografi Amerika Serikat cukup luas, Spalding mengusulkan untuk membaginya menjadi empat distrik, yaitu barat, timur, utara, dan selatan. Setiap distrik didorong untuk membuat sebuah konvensi atau undang- undang yang di dukung oleh komunitas kedokteran dan farmasi. Selanjutnya, setiap distrik menunjuk wakilnya  untuk dibawa di dalam konvensi umum nasional yang diadakan di Washington DC.
            Akhirnya, pada 15 Desember 1820, terbitlah The United State Pharmacopeia (USP). Isi USP ternyata tidak jauh berbeda dengan Farmakope yang diterbitkan oleh Massachuseets Medical School. Farmakope Amerika Serikat itu diterbitkan dalam dua Bahasa, yaitu Inggris dan Latin. Dalam perkembangannya, diterbitkan juga dalam edisi Bahasa kedokteran internasional sehingga dapat dipakai di seluruh dunia. Atas jasa- jasanya, akhirnya Dr, Lyman Spalding dinobatkan sebagai “Bapak Farmakope Amerika”.
            Oleh sebab banyaknya obat- obatan yang baru yang ditemukan, USP selalu direvisi setiap 10 tahun sekali. Selain revisi, dikeluarkan juga Suplemen- suplemen  untuk melengkapinya. Selama tahap- tahap awal penerbitannya, kiprah para dokter dalam penyusunan Farmakope itu sangatlah dominan, namun sejak penerbitan tahun 1870 praktis Farmakope berada di tangan para ahli farmasi. Sejak tahun 1999-an, setiap penerbitan revisi Farmakope  berikutnya dilaksanakan menjadi 5 tahun sekali. Terdapat komisi umum revisi yang dipimpin minimal oleh 2 orang ahli bidang kedokteran dan 2 orang ahli farmasi dengan anggota keseluruhan mencapai 60 orang yang disebut dengan Board Of Trustees.
            Pekumpulan para ahli Farmasi Amerika Serikat atau American Pharmaceutical Association yang terbentuk pada 1852, ternyata telah bisa juga membuat buku panduan standarisasi obat dan formula yang cukup dikenal dan tidak tercantum pada Farmakope. Edisi pertama buku ini terbit pada tahun 1888 dengan nama National Formulary of Unofficial Prepararation dan kemudian berubah menjadi National Formulary (NF).
            Selain USP dan NF, di Amerika Serikat terbit juga buku referensi untuk mereka yang bergerak dalam bidang penyaluran obat, yaitu USP Dispensing Information (USPDI)  yang berisi mografi obat dilengkapi dengan indikasi, kotraindikasi, efek samping, dosis, interaksi dan sebagainya. Mulai tahun 1983 USP DI, telah diterbitkan dalam 2 set volume yaitu, Drug Information For The Health Care Provider untuk para praktisi kesehatan dan Advice For The Patient  yang berisi keterangan yang mudah dimengerti oleh masyarakat luas. The United State Pharmacopeia terakhir diperbaiki pada tahun 1985 dengan dikeluarkanya USP XXI.

2.     International Pharmacopeia
International Pharmacopeia atau Farmakope Internasioanal diterbitkan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Melalui kerjasama dengan negara- negara anggotanya. Hal ini dimaksudkan untuk memodifikasi masing- masing Farmakope nnegara sesuai dengan standar internasional. Volume pertama Farmakope Internasional ini terbit pada tahun 1951 dan setiap waktu direvisi secara periodic.
            Kini banyak negara-negara di Eropa yang mnerbitkan Farmakopenya sendiri, seperti Jerman, Inggris, Perancis, Italia, Norwegia, Spanyol, dan Rusia. Di Asia, Farmkope terbit di India, Jepang, China, dan tentunya Indonesia Memang tidak semua negara menerbitkan Farmakopenya akibatnya mereka memakai Farmakope negara lain yang biasanya berdekatan letak geografisnya atau ada permasamaan dalam Bahasa serta produk obat yang bisa digunakan.

3.     Farmakope Indonesia
Farmakope Indonesia mulai terbit untuk pertama kalinya pada tahun 1962, yaitu Farmakope Indonesia Jilid I edisi 1. Farmakope pertama lahir bertepatan dengan hari KebangkitanNasional yang ditandatangani Menteri Kesehatan Republik Indonesia sesuai dengan keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 652/Kab/4 dan merupakan pelaksanaan Undang-Undang yang menjadi pedoman dan landasan bagi semua kegiatan dalam usaha pembinan,pemeliharaan dan meningkatkan kualitas di bidang kesehatan.
Walaupun demikian, sejarah penyusunan Farmakope Indonesia telah dimulai pada tahun 1958, sebelumnya lahirnya Undang-Undang Pokok Kesehatan dan diawali dengan keputusan Kongres Ikatan Apoteker Indonesia (kemudian berganti nama menjadi Ikatan Sarjan Farmasi Indonesia/ISFI dan sejak tahun 2009 kembali ke nama semula menjadi Ikatan Apoteker Indonesia/IAI). Keputusan itu mengusulkan kepada Pemerintah untuk membentuk suatu panitia penyusun pembuatan Farmakope Indonesia.
Pada tahun 1959 dobentuklah panitia Farmakope Indonesia dengan surat keputusan Menteri  Kesehatan RI No. 115772/UP pada tanggal 4 Juni 1959, yang kemudian diubah dann ditambah anggotanya pada tanggal 3 Novmber 1961 berdasarkn aurt Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 3/PD/61. Pada saat itu susunan personilnya adalah sebagai berikut :
Ketua, Wakil Ketua 1, Sekretaris 1, dan Wakil Sekretaris 2, dibnatu oleh beberapa seksi-seksi, seperti seksi tata umum, seksi kimia umum, seksi farmasi, seksi kedokteran gigi, dan seksi veteriner. Orang yang pertama kali menjabat sebagai Ketua Farmakope Indonesia 1 adalah Prof. Sutarman.
Farmakope Indonesia jilid 1 menggunakan naskah persiapan yang diusulkan oleh Ikatan Apoteker Indonesia dengan mengacu ekpada Farmakope Internasional yang dikeluarkan oleh Badan Kesehatan Dunia (WHO) Pada tahun 1955. Farmkope Indonesia Jilid 2  Edisi 1 lahir pada tahun 1965, yang merupakan pelengkap untuk Farmakope Indonesia (FI) jilid 1 dan memuat sediaan-sediaan galenika dan sediaan farmasi lainnya. FI jilid 2 ini diberlakukan oleh Menteri Kesehatan lagi-lagi bertepatan dengan hari kebangkitan nasional pada 20 Mei 1965.
Untuk menyesuaikan dengan perkembangan ilmu pengetahuan yang berkembang saat itu, dibuatlah ekstra farmakope Indonesia edisi 2 yang diterbitkan pada 1 Agustus1974 berdasarkan surat keputusan Menteri Kesehatan RI tertanggal 1 juni 1974 No. 5/1/Kab/B.VII/74. Dalam Ekstra FI ini tercantum persyaratan mutu obat yang mencakup Zat, bahan obat, dan sediaan farmasi yang tidak tecantum dalam FI edisi 2. Adapun FI edisi 2, telah kembali terbit pada oktober 1979 dengan tambahan pada susunan kepanitiannya, yaitu dengan seksi pisiologi. Setelah rampungnya FI edisi 3, dalam selang waktu yang relatif panjang, praktis tidak ada  lagi perubahan atau revisi pada FI, padahal perkembangan Ilmu Pengetahuan dan teknologi sudah sangat pesat. Oleh sebab itu, pada tahun 1990 dibentuklah panitia baru lagi untuk penyusunan FI edisi 4, dengan diketuai oleh Drs.Slamet Soesilo, Apt. FI edisi 4 terbit pada tahun 1995, di dalamnya terdapat tambahan seksi, yaitu seksi imunologi/serologi, sesksi analis/kimia farmasi/bahan pembanding, dan seksi farmasetika/teknologi farmasi.
Dalam setiap edisi Farmakope Indonesia terdapat monografi (deskripsi lengkap) dari setiap zat atau bahan. Biasanya dalam deskripsi itu tercantum rumus kimia, rumus bangun, berat molekul, pemerian, kelarutan, baku pembanding, identifikasi, penetapan kadar, wadah dan penyimpanan. Untuk setaip bahan/zat, tentu tidak selalu sama deskripsinya, hal ini sangat bergantung kepada sifat zat bersangkutan.
Farmakope Indonesia edisi IV merupakan buku kumpulan standar dalam bidang farmasi, terutama untuk bahan baku serta sediaan jadinya, sediaan produk  biologis, alat kesehatan, metode analisis, prosedur dan instrumennya, bahan baku pembanding, sediaan umum, ketentuan umum,  dan penerapan standar yang berkaitan dengan standardisasi di bidang farmasi. Pemilihan monografi dan bahan baku sediaan jadi, didasarkan pada ketersediannya di Indonesia dengan menggunakan standar dan metode penerapan karakteristik mutu yang disesuaikan dengan standar di negara maju.  Dengan demikian, FI sebagai Standar Nasioanal Indonesia (SNI) senantiasa dapat mengikuti perkembangan  standar di negara-negara yang sudah maju. Selain itu, mengingat bahwa FI merupakan SNI maka penyusunan FI ed IV telah dilaksanakan sesuai dengan pedoman Dewan Standarisasi Nasional (DSN) tentang perumuan SNI.
FI edisi IV berisi tentang ketentuan umum, 23 monografi sediaan umum,serta 958 monografi bahan baku dan sediaan jadi. Diantara 958 monografi bahan baku dan sediaan jadi,terdapat 13 monografi alat kesehatan,29 monografi vaksin dan immunosera, serta 19 monografi radiofarmaka. Selan itu juga terdapat 135 lampiran yang merupakan informasi dan penjabaran metode analisis dan prosedur pengujian yang terdapat di dalam monografi yang mencakup pengujian dan penetapan secara umum,mikrobiologi, biologi, kimia, dan fisika. Dari umum, 306 bahan baku dan sediaan jadi, serta 14 lampiran tidak dimasukkan lagi ke dalam FI edisi IV karena tidak diperlukan. Di lain pihak, banyak monografi baru dan lampiran yang masuk ke dalam FI edisi IV ini, yaitu 6 sediaan umum, 503 bahan baku dan sediaan jadi, serta 82 lampiran
Penyusunan FI edisi IV  dilakukan  oleh  Panitia Farmakope Indonesia yang dibentuk oleh Menteri Kesehatan RI dan anggotanya yang terdiri dari pakar-pakar dalam berbagai bidang keahlian terutama bidang farmasetik, farmakokinetika, biofarmasi, biologi, mikrobiologi, toksikologi, farmakologi, farmakognosi, fitokimia, imunologi, klinis, medis, kimia farmasi, perundang-undangan, tata bahasa/nama, dan standarisasi. Para pakar tersebut berasal dari berbagai industri pemerintah dan swasta, seperti unit-unit lingkungan Departemen Kesehatan, Perguruan Tinggi Farmasi.Kedokteran, industri farmasi, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Badan Tenaga Atom Nasional (BATAN) dan perorangan.


Sumber :
Buku Pengantar Studi Farmasi (Edisi 2) oleh Drs. Tonny Sumarsono, M.M., Apt

Komentar

Postingan populer dari blog ini

RESEP, COPY RESEP DAN ETIKET

MERKURI

OBAT ANTIHISTAMIN