OBAT-OBAT HIV DAN ANTI AIDS
OBAT-OBAT HIV DAN ANTI AIDS
A.
Pendahuluan
Acquired
Immune Deficiency Syndrome atau AIDS merupakan masalah
global yang mulai melanda dunia sejak awal tahun 80-an. AIDS dapat diartikan
sebagai sindroma (kumpulan gejala) penyakit yang disebabkan oleh rusak atau menurunnya
sistem kekebalan tubuh. Rusak atau menurunnya sistem kekebalan tubuh disebabkan
oleh infeksi virus HIV ( Human
Immunodeficiency Virus). AIDS bukan merupakan penyakit keturunan.
Dengan
melemahnya sistem kekebalan, penderita sangat mudah terkena serangan
penyakit yang ringan sekalipun. Hingga kini belum ada obat yang ditemukan
untuk melawan secara efektif penyakit ini. Ada beberapa jenis obat yang sudah
digunakan untuk melawan penyakit ini, diantaranya yaitu AZT, DDI, DDC. Namun
efeknya hanya untuk menahan laju HIV menghancurkan sistem kekebalan tubuh
penderita dan belum mampu mematikan secara total virus ini.
Di Indonesia
menurut data Direktorat Jenderal Peyakit Menular dan Penyehatan Lingkungan,
Depkes RI, hingga akhir Desember 2001 tercatat 2.575 kasus HIV-AIDS, ditambah
213 kasus baru pada bulan yang sama, sehingga total kasus HIV-AIDS sampai 31
Desember 2001 sebanyak 2.788 kasus.
B.
Cara
Kerja Virus HIV
Human Immunodeficiency Virus termasuk golongan retro virus. Retro virus adalah virus yang dapat berkembang biak dalam darah manusia dan memiliki kemampuan mengcopy cetak biru materi genetik (DNA-RNA) mereka di dalam materi genetik sel-sel manusia yang ditumpangi. Dengan proses ini HIV dapat mematikan sel-sel darah putih (khususnya limfosit atau sel T-4 atau sel CD-4). HIV sangat kecil ukurannya, lebih kecil daripada seperseribu tampang sehelai rambut. Virus ini bentuknya seperti binatang bulu babi (yaitu binatang laut) yang berbulu tegak dan tajam.
Bagaimana
tepatnya proses HIV melemahkan sistem kekebalan (imunitas) masih diselidiki.
Menurut teori yang paling banyak diterima, HIV langsung menyerang sel darah
putih. Enzim yang ada pada tonjolan bagian luar HIV menempel dan merusak
dinding sel darah putih dan akhirnya, virus tersebut masuk ke dalamnya. RNA (Ribo Nucleic Acid) virus akan menempel
pada DNA (Deoksiribo Nucleic Acid)
sel darah putih, lalu sel darah putih akan pecah, dan virusnya pun akan memecah
diri lalu mencari sel darah putih lainnya.
Karena serangan
virus HIV, lambat laun jumlah sel darah putih yang sehat semakin berkurang dan
akhirnya sistem kekebalan menjadi lumpuh. Orang yang sel darah putihnya
sudah terinveksi HIV, dapat dipastikan yang bersangkutan sudah memiliki
antibodi spesifik terhadap HIV dan ia sudah digolongkan mengidap HIV.
C.
Tahap
dan Gejala AIDS
Gejala-gejala
AIDS baru bisa dilihat pada seseorang yang tertular HIV sesudah masa inkubasi.
Masa inkubasi adalah satu periode waktu antara masuknya virus HIV ke dalam
darah (awal infeksi) sampai dengan timbulnya gejala-gejala penyakit AIDS. Masa
inkubasi berkisar 5 sampai 10 tahun setelah terinfeksi.
Selama masa
inkubasi jumlah HIV dalam darah terus bertambah sedangkan jumlah sel
darah putih semakin berkurang. Kekebalan tubuhpun semakin rusak jika
jumlah sel darah putih kian sedikit. Masa inkubasi terdiri dari beberapa
tahap, yaitu :
1.
Tahap Pertama
Disebut masa
jendela atau window period yaitu
tenggang waktu pertama setelah HIV masuk ke dalam aliran darah. Berlangsung
hingga 6 bulan. Pada tahap ini test HIV
menunjukkan hasil negatif. Hal ini karena tes yang mendeteksi antibodi HIV
belum dapat menemukannya, sehingga hasilnya negatif. Biasa disebut negatif
palsu karena orang yang bersangkutan sebenarnya sudah terinfeksi. Pada kondisi
ini penderita sudah dapat menularkan HIV kepada orang lain.
2.
Tahap Kedua
Disebut kondisi
asimptomatik, yaitu suatu keadaan yang tidak menunjukkan gejalagejala walaupun
sudah terinfeksi HIV. Kondisi ini dapat berlangsung 5-10 tahun tergantung
sistem kekebalan tubuh penderita. Pada tahap ini penderita bisa menularkan
kepada orang lain.
3.
Tahap Ketiga
Disebut dengan
penyakit yang terkait dengan HIV (HIV related
illness), ditandai dengan gejala-gejala awal penyakit. Gejala-gejalanya
antara lain :
·
Pembesaran kelenjar limfe / kelenjar
getah bening
·
Hilang selera makan
·
Berkeringat berlebihan pada malam hari
·
Timbul bercak-bercak di kulit
·
Diare terus menerus
·
Flu tidak sembuh-sembuh
Tahap ini dapat berlangsung sekitar
6 bulan sampai 2 tahun.
4.
Tahap Keempat
Disebut masa
AIDS. Ditandai dengan jumlah sel darah putih (limfosit/sel T-4) kurang dari 200
/ mikroliter. Kondisi ini ditandai dengan munculnya berbagai penyakit, terutama
penyakit yang disebabkan oleh infeksi oportunistik (TBC, Pneumonia, Gangguan
syaraf, Herpes, dll).
D.
Penularan
HIV
Kondisi yang
diperlukan untuk terjadi penularan virus HIV adalah bahwa virus HIV harus masuk
ke aliran darah. HIV sangat rapuh dan cepat mati di luar tubuh. Virus ini
juga sensitif terhadap panas dan tidak tahan hidup pada suhu di atas 600C.
Untuk tertular
harus ada konsentrasi HIV yang cukup tinggi. Di bawah konsentrasi tertentu,
tubuh manusia cukup kebal HIV sehingga tidak terjadi infeksi.
HIV ada di
hampir semua cairan tubuh manusia seperti keringat, air ludah, air mata, darah,
cairan sperma, cairan vagina. HIV dalam air ludah, air mata dan keringat
konsentrasinya tidak cukup tinggi untuk dapat menularkan HIV. Cairan yang dapat
menularkan hanyalah darah, cairan sperma dan cairan vagina yang mengandung HIV.
Penularan dapat
terjadi jika salah satu dari ketiga cairan tersebut masuk ke dalam aliran darah
seseorang. Penularan HIV melalui :
1.
Cara seksual.
Hubungan seksual (homoseks atau
heteroseks) yang tidak aman dengan orang yang terinveksi HIV.
2.
Cara parentera
·
Transfusi darah yang tercemar HIV
·
Menggunakan jarum suntik, tindik, tato
atau alat lain yang dapat menimbulkan luka yang telah tercemar HIV secara
bersama-sama dan tidak di sterilkan.
3.
Cara perinatal
Dari ibu hamil yang terinfeksi HIV
kepada anak yang dikandungnya.
E.
Mengurangi
Risiko Penularan
Cara mengurangi risiko penularan
infeksi HIV adalah dengan tidak melakukan kegiatan berisiko, yaitu menjaga agar
jangan sampai cairan tubuh yang sudah tercemar HIV masuk ke dalam tubuh.
Cara-cara tersebut adalah antara lain :
1.
Bagi yang belum aktif melakukan kegiatan
seksual (belum menikah): Tidak melakukan hubungan seks sama sekali.
2.
Bagi yang sudah aktif melakukan kegiatan
seksual (sudah menikah)
·
Hubungan dengan mitra tunggal
·
Menggunakan alat kontrasepsi (misal
kondom)
·
Jika memiliki Penyakit Menular Seksual
(PMS), segera diobati.
3.
Hanya melakukan transfusi darah yeng
bebas HIV
4.
Mensterilkan alat-alat yang dapat
menularkan
·
Jarum suntik
·
Tindik
·
Pisau cukur
·
Tatto, dll
5.
Ibu pengidap HIV agar mempertimbangkan
kembali jika ingin hamil
F.
Pengobatan
Hingga saat ini
masih belum ditemukan obat – obat yang dapat melawan virus HIV
secara efektif. Beberapa obat mulai dikembangkan, cukup membantu meskipun tidak
dapat mengatasi secara total. Farmakoterapi diberikan masih sebatas membantu
memperlambat rusaknya daya tahan tubuh seseoarang dan memperlambat perkembangan
virus.
Obat-obat
golongan retro virus ini sayangnya hingga saat ini masih belum diproduksi di
dalam negeri. Obat-obat tersebut adalah :
Nama Generik |
Nama Dagang |
Sediaan |
Produsen |
Zidovudin (AZT) Didanosisn (ddl) Zalsitabin (ddC) Stavudin (d4T) Lamivudin (3TC) Inhibitor HIV Protease: Saquinavir Ritonavir Indinavir |
Retrovir Videx Zerit Epivir Invirase Norvir Crixivan |
Kapsul 100 mg Tablet 50 mg,
100 mg Kapsul 30 mg,
40 mg |
Fahrenheit Bristol Myers Bristol Myers |
Komentar
Posting Komentar