ANTIMALARIA



Malaria adalah penyakit infeksi parasit pada manusia dan masih menjadi masalah kesehatan masyarakat. alaria merupakan salah satu penyakit menular yang re-emerging, karena ± 35% penduduk Indonesia tinggal di daerah endemis malaria. Menurut survai kesehatan rumah tangga (SKRT) tahun 1995 diperkirakan setiap tahunnya terdapat 15 juta kasus malaria dan 30.000 orang di antaranya meninggal dunia.

 

A.      Penyebab Malaria

Penyebab Malaria adalah parasit Plasmodium yang ditularkan melalui gigitan nyamuk anopheles betina. Dikenal 5 (lima) macam spesies yaitu: Plasmodium falciparum, Plasmodium vivax, Plasmodium ovale, Plasmodium malariae dan Plasmodium knowlesi.

 

B.      Gejala Malaria

Gejala demam tergantung jenis malaria. Sifat demam akut (paroksismal) yang didahului oleh stadium dingin (menggigil) diikuti demam tinggi kemudian berkeringat banyak. Gejala klasik ini biasanya ditemukan pada penderita non imun (berasal dari daerah non endemis). Selain gejala klasik di atas, dapat ditemukan gejala lain seperti nyeri kepala, mual, muntah, diare, pegal-pegal, dan nyeri otot . Gejala tersebut biasanya terdapat pada orang-orang yang tinggal di daerah endemis (imun).

 

C.      Jenis Malaria

1.       Malaria Falsiparum

Disebabkan oleh Plasmodium falciparum. Gejala demam timbul intermiten dan dapat kontinyu. Jenis malaria ini paling sering menjadi malaria berat yang menyebabkan kematian.

2.       Malaria Vivaks

Disebabkan oleh Plasmodium vivax. Gejala demam berulang dengan interval bebas demam 2 hari. Telah ditemukan juga kasus malaria berat yang disebabkan oleh Plasmodium vivax.

3.       Malaria Ovale

Disebabkan oleh Plasmodium ovale. Manifestasi klinis biasanya bersifat ringan. Pola demam seperti pada malaria vivaks.

4.       Malaria Malariae

Disebabkan oleh Plasmodium malariae. Gejala demam berulang dengan interval bebas demam 3 hari.

5.       Malaria Knowlesi

Disebabkan oleh Plasmodium knowlesi. Gejala demam menyerupai malaria falsiparum.

 

D.      Pencegahan Malaria

Upaya pencegahan malaria adalah dengan meningkatkan kewaspadaan terhadap risiko malaria, mencegah gigitan nyamuk, pengendalian vektor dan kemoprofilaksis. Pencegahan gigitan nyamuk dapat dilakukan dengan menggunakan kelambu berinsektisida, repelen, kawat kasa nyamuk dan lain-lain.

 

E.      Bahaya Malaria

1.       Jika tidak ditangani segera dapat menjadi malaria berat yang menyebabkan kematian

2.       Malaria dapat menyebabkan anemia yang mengakibatkan penurunan kualitas sumber daya manusia.

3.       Malaria pada wanita hamil jika tidak diobati dapat menyebabkan keguguran, lahir kurang bulan (prematur) dan berat badan lahir rendah (BBLR) serta lahir mati.

 

DIAGNOSIS MALARIA

a)       Anamnesis Pada anamnesis sangat penting diperhatikan:

1.       Keluhan : demam, menggigil, berkeringat dan dapat disertai sakit kepala, mual, muntah, diare dan nyeri otot atau pegal-pegal.

2.       Riwayat sakit malaria dan riwayat minum obat malaria.

3.       Riwayat berkunjung ke daerah endemis malaria.

4.       Riwayat tinggal di daerah endemis malaria.

 

b)      Pemeriksaan fisik

a. Suhu tubuh aksiler ≥ 37,5 °C

b. Konjungtiva atau telapak tangan pucat

c. Sklera ikterik

d. Pembesaran Limpa (splenomegali)

e. Pembesaran hati (hepatomegali)

 

c)       Pemeriksaan laboratorium

1.       Pemeriksaan dengan mikroskop Pemeriksaan sediaan darah (SD) tebal dan tipis di Puskesmas/lapangan/ rumah sakit/laboratorium klinik untuk menentukan:

a)       Ada tidaknya parasit malaria (positif atau negatif).

b)      Spesies dan stadium plasmodium.

c)       Kepadatan parasit.

2.       Pemeriksaan dengan uji diagnostik cepat (Rapid Diagnostic Test) Mekanisme kerja tes ini berdasarkan deteksi antigen parasit malaria, dengan menggunakan metoda imunokromatografi. Sebelum menggunakan RDT perlu dibaca petunjuk penggunaan dan tanggal kadaluarsanya. Pemeriksaan dengan RDT tidak digunakan untuk mengevaluasi pengobatan.

 

PENGOBATAN MALARIA TANPA KOMPLIKASI

1)      Malaria falsiparum dan Malaria vivaks Pengobatan malaria falsiparum dan vivaks saat ini menggunakan ACT ditambah primakuin. Dosis ACT untuk malaria falsiparum sama dengan malaria vivaks, Primakuin untuk malaria falsiparum hanya diberikan pada hari pertama saja dengan dosis 0,25 mg/kgBB, dan untuk malaria vivaks selama 14 hari dengan dosis 0,25 mg /kgBB. Pengobatan malaria falsiparum dan malaria vivaks adalah Dihidroartemisinin-Piperakuin(DHP) + Primakuin

2)      Pengobatan malaria vivaks yang relaps Pengobatan kasus malaria vivaks relaps (kambuh) diberikan dengan regimen ACT yang sama tapi dosis Primakuin ditingkatkan menjadi 0,5 mg/kgBB/hari.

3)      Pengobatan malaria ovale Pengobatan malaria ovale saat ini menggunakan ACT yaitu DHP ditambah dengan Primakuin selama 14 hari. Dosis pemberian obatnya sama dengan untuk malaria vivaks.

4)      Pengobatan malaria malariae Pengobatan P. malariae cukup diberikan ACT 1 kali perhari selama 3 hari, dengan dosis sama dengan pengobatan malaria lainnya dan tidak diberikan primakuin

5)      Pengobatan infeksi campur P. falciparum + P. vivax/P.ovale Pada penderita dengan infeksi campur diberikan ACT selama 3 hari serta primakuin dengan dosis 0,25 mg/kgBB/hari selama 14 hari.

 

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA 2017

Komentar

Postingan populer dari blog ini

RESEP, COPY RESEP DAN ETIKET

MERKURI

OBAT ANTIHISTAMIN