Kemoterapi Parasit

Definisi

Kemoterapi adalah tindakan/terapi pemberian senyawa kimia (obat) untuk mengurangi, menghilangkan atau menghambat pertumbuhan parasit atau mikroba di tubuh hospes (pasien). Antimikroba adalah obat pembasmi mikroba, khususnya mikroba yang merugikan manusia.

Penggolongan dan kemoterapi

Kemoterapi dan antimikroba lain dapat digolongkan sebagai berikut :

1. Antimikroba untuk tuberkulosa / obat tb

2. Antimikroba untuk virus/ anti virus

3. Kemoterapi untuk kanker/ obat kanker

Ø  Kemoterapi golongan antiamuba

Berdasarkan tempat kerjanya, antiamuba yang dipasarkan di Indonesia adalah antiamuba yang bekerja pada lumen usus dan jaringan yaitu metronidazol dan turunannya.

Ø  Kemoterapi golongan antelmintik / obat cacing

Antelmintik atau obat cacing ialah obat yang digunakan untuk memberantas atau mengurangi cacing dalam lumen usus atau jaringan tubuh. Kebanyak obat cacing diberikan secara oral, pada saat makan atau sebelum makan.

Ø  Kemoterapi golongan antimalaria / obat malaria

Secara klinis ada tiga macam penyakit malaria. Malaria tropika yang disebabkan oleh P.falciparum yang cenderung menjadi akut, tetapi bila cepat diobati, hasil pengobatannya memuaskan. Malaria tersiana yang disebabkan oleh P. vivax, yang cenderung menjadi kronis. Dan malaria kuartana yang disebabkan oleh P.malaria dan terdapat banyak di Afrika.

Ø  Kemoterapi golongan antijamur / obat jamur

Secara umum infeksi dibedakan atas infeksi jamur sistemik/dalam tubuh dan infeksi jamur topikal/kulit. Akan tetapi dalam pengobatannya, ada obat jamur yang dapat digunakan baik sistem maupun kulit.

Ø  Kemoterapi golongan filarisida

Berdasarkan sifat toksisitas selektif, ada antimikroba yang menghambat pertumbuhan mikroba, dikenal sebagai aktivitas bakteriostatik, dan ada yang bersifat membunuh mikroba, dikenal sebagai aktivitas bakterisid.

Aktivitas Antimikroba

Antimikroba (AM) adalah obat pembasmi mikroba, khususnya mikroba yang merugikan manusia. Dalam pembicaan di sini, yang dimaksud dengan mikroba terbatas pada jasad renik yang tidak termasuk kelompok parasit.

Antibiotik adalah zat yang dihasilkan oleh suatu mikroba, terutama jamur, yang dapat menghambat atau dapat membasmi jenis mikroba lain. Banyak antibiotik dewasa ini dibuat secara semisintetik atau sintetik penuh. Namun dalam praktek sehari-hari AM sintetik yang tidak diturunkan dari produk mikroba (misalnya sulfonamida dan kuinolon) juga sering digolongkan sebagai antibiotik.

Suatu zat antimikroba yang ideal memiliki toksisitas selektif. ini berarti bahwa suatu obat berbahaya bagi parasit tetapi tidak membahayakan inang. Kadang-kadang, toksisitas selektif lebih bersifat relatif dan bukan absolut; ini berarti bahwa suatu obat yang pada konsentrasi tertentu dapat ditoleransi oleh inang, dapat merusak parasit. Antibiotika yang ideal sebagai obat harus memenuhi syarat-syarat berikut:

• Memiliki kemampuan untuk mematikan atau menghambat pertumbuhan mikroorganisme yang luas (antibiotik spektrum luas)

• Tidak timbul resistensi dari mikroorganisme patogen

• Tidak menimbulkan pengaruh samping (side effect) yang buruk pada host, seperti reaksi alergi, kerusakan saraf, iritasi lambung, dan sebagainya

• Tidak mengganggu keseimbangan flora yang normal dari host seperti flora usus atau flora kulit. Kemoterapeutika dapat melakukan aktivitasnya melalui beberapa mekanisme, terutama dengan penghambatan sintesa materi penting dari bakteri, misalnya:

1.      Dinding sel : sintesanya terganggu sehingga dinding menjadi kurang sempurna dan tidak tahan terhadap tekanan osmotis dari plasma akibat pecah. Contohnya : kelompok penisilin dan sefalosporin.

2.      Membran sel : molekul lipoprotein dari mambran plasma (di dalam dinding sel) dikacaukan sintesanya, hingga menjadi lebih permeabel. Hasilnya, zat-zat penting dari isi sel dapat merembas keluar. Contohnya : polipeptida dan polien (nistatin, amfoterisin) dan imidazol (mikonazol, ketokonazol, dan lain-lain).

3.      Antagonisme saingan. Obat menyaingi zat-zat yang penting metabolisme kuman hingga pertukaran zatnya terhenti, antara lain sulfonamid, trimetoprim, PAS, dan INH. mekanisme kerja anti mikroba Anti mikroba memiliki mekanisme kerja utama ada lima cara antara lain sebagai berikut:

-          Pengin-aktifan enzim ttertentu

Enzim pengin-aktifan tertentu adalah mekanisme umum dari senyawa antiseptika dan desinfektansia, seperti turunan aldehida, amida, karbanilida, etilen-oksida, halogen, senyawa-senyawa merkuri dan senyawa ammonium kuarterner.

-          Denaturasi protein

Turunan alkohol, halogen, dan halogenator, senyawa merkuri, per-oksida, turunan fenol dan senyawa ammonium kuarterner bekerja sebbagai antiseptika dan desinfekstan dengan cara denaturasi dan konjugasi protein sel bakteri.

-         Mengubah permebilitas memmbran bakteri bakteri.

Cara ini adalah model kerja dari turunan amin dan guanidin, turunan fenol dan senyawa-senyawa tersebut dapat menyebabkan bocornya konstituen sel yang esensial, sehingga bakteri mengalami kematian.

-         Intekalasi ke dalam DNA

Beberapa zat seperti turunan trifenilmetan dan turunan akridin, bekerja sebagai antibakteri dengan mengikat secara kuat asam nukleat, menghambat sintesa DNA dan menyebabkan perubahan kerangka mutasi pada sintesis protein.

-         Pembentukan Khelat

beberapa turunan fenol, seperti heksokloroform dan oksikuinolin dapat membentuk khelat dengan ion Fe dan Cu, kemudian bentuk khhelat tersebut masuk ke dalam sel bakteri. Kadar yang tinggi dari ion-ion logam di dalam sel menyebabkan gangguan fungsi enzim-enzim, sehingga mikroorganismenya mengalami kematian.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

RESEP, COPY RESEP DAN ETIKET

MERKURI

OBAT ANTIHISTAMIN