EPILEPSI
Penyakit
epilepsi atau ayan merupakan kondisi yang dapat menjadikan seseorang mengalami
kejang secara berulang. Epilepsi bisa menyerang seseorang ketika terjadinya
kerusakan atau perubahan di dalam otak.
Di
dalam otak manusia terdapat neuron atau sel-sel saraf yang merupakan bagian
dari sistem saraf. Setiap sel saraf saling berkomunikasi menggunakan impuls
listrik. Pada kasus epilepsi, kejang terjadi ketika impuls listrik tersebut
dihasilkan secara berlebihan, sehingga menyebabkan perilaku atau gerakan tubuh
yang tidak terkendali
Faktor Risiko
Usia Epilepsi umumnya dialami oleh usia anak-anak
dan lansia. Meski demikian, kondisi ini juga dapat dialami oleh semua kalangan
yang memiliki risiko terkena epilepsi.
Genetik
Riwayat kesehatan yang
dialami oleh anggota keluarga dapat menjadi pemicu penyebab epilepsi.
Cedera
pada kepala. Cedera kepala
dapat menjadi penyebab epilepsi.
Stroke
dan penyakit vaskular. Stroke dan
penyakit pembuluh darah (vaskular) lainnya dapat menyebabkan kerusakan otak
yang dapat memicu kondisi ini.
Demensia.
Infeksi
otak. Peradangan pada otak
atau sumsum tulang belakang dapat meningkatkan risiko terkena epilepsi.
Riwayat
kejang di masa kecil. Kejang dapat
disebabkan oleh demam tinggi. Pada kondisi ini, anak lebih rentan mengalami
epilepsi.
Gejala epilepsi
1.
Kejang parsial
2.
Kejang umum
Penyebab epilepsi
1.
Epilepsi idiopatik, disebut juga sebagai epilepsi primer. Ini merupakan jenis epilepsi
yang penyebabnya tidak diketahui. Sejumlah ahli menduga bahwa kondisi ini
disebabkan oleh faktor genetik (keturunan).
2. Epilepsi simptomatik, disebut juga epilepsi sekunder. Ini merupakan jenis epilepsi
yang penyebabnya bisa diketahui. Sejumlah faktor, seperti luka berat di kepala,
tumor otak, dan stroke diduga bisa menyebabkan epilepsi sekunder.
Pencegahan
Selain dengan obat, penanganan epilepsi juga
perlu ditunjang dengan pola hidup yang sehat, seperti olahraga secara teratur,
tidak mengonsumsi minuman beralkohol secara berlebihan, serta diet khusus.
Komentar
Posting Komentar